Langsung ke konten utama

Pengudusan dan Kesempurnaan

Pengudusan dan kesempurnaan

Injil Sinoptik

Pengudusan dan kesempurnaan merupakan 2 hal yang berbeda. Proses kekudusan bersangkut paut dengan sikap pikiran manusia yang dapat menghasilkan perbuatan-perbuatan baik.  Didalam kekudusan Yesus mengharapkan sifat-sifat seperti: kelemahlembutan,kerendahana hati,kemurahan dan kesucian (mat 5:5-8) , semangat mengampuni,kasih kepada musuh (mat 18:21)
Yesus menuntut suatu hal yang radikal namun ini merupakan cita-cita bukanlah suatu tuntutan yang harus dilakukan segera.
Kesempurnaan dalam injil sinoptik memakai ayat dasar mat 5:48 “haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang disorga adalah sempurna. Ini adalah ucapan Yesus sendiri yang bertujuan membawa rencana Allah bagi manusia dalam pemenuhan akhir.
 Kesempurnaan dalam injil sinoptik juga terdapat dalam kisah seorang muda kaya (mat 19:21).dimana disini memakai kata teleios yang bearti sudah lengkap. Dalam kisah ini tertulus bahwa seorang muda ini melakukan semua hokum taurat namun ada satu hal yang belum terlengkapi yaitu menjual harta miliknya dan memberikannya kepada orang miskin. Ini juga merupakan hal yang sukar untuk dilakukan, namun hal kesempuraan ini sama dengan pengudusan yaitu merupakan cita-cita  yang tidak bisa dicapai dan merupakan sasaran yang akan dipenuhi dimasa depan.

Tulisan-tulisan Yohanes
Istilah ini menuju kepada arah hidup suci, dalam II Tesalonika 2:13 Paulus mengingatkan kepada pendengarnya bahwa “Allah dari mulanya telah memilih (mereka) untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu”. Ungkapan ini mengacu kepada roh manusia, sebab tidak ada petunjuk dalam arti itu. Kata “menguduskan” adalah salah satu fungsi Roh yang utama (bnd I Kor. 6:11). Bentuk ini adalah kata kerja yang pasif, dengan Roh yang sebagai pelaku (Dia yang menguduskan). Pengudusan itu dinyatakan sebagai suatu perbuatan yang sudah selesai (aoris).
Dalam Roma 15:16 mengatakan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya yang “disucikan” oleh “Roh Kudus”. Arti “disucikan” berkaita erat dengan “berkenan”. Jadi ukuran pengudusan ialah kesuian yang berkenan kepada allah, yakni kesucian yang cocok dengan sifat Roh itu sendiri yang menjadikan kita suci ketika kita sudah diperkenankan oleh Roh Kudus.

Paulus

Yang ingin disampaikan oleh Paulus mengenai kesempurnaan tidak terlepas daripada doktrin pembenaran yang merupakan tindakan aktif Allah. tetapi dalam praktiknya yang ditekankan Paulus adalah hubungan manusia dengan Allah yaitu dalam perkara yang telah Allah lakukan (sekarang adalah tindakan aktif dari manusia). Pandangan Paulus ini jelas terlihat dalam Filipi 2:12-13 yaitu “tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,” yaitu yang ditekankan adalah hasil dari apa yang dikerjakan Allah dan upaya manusia (gabungan ilahi). Tuntutan-tuntuan moral dan praktik dari kehidupan orang Kristen juga kelihatan dalam surat-surat Paulus (Rm. 15:1-3; Rm. 15:7; 2 Kor. 8:9; Flp. 2:5; 1 Kor. 11:1 1 Tes. 1:6). Selanjutnya adalah gagasan yang terutama dalam pembahasan ini, yaitu kata hagiazo yang dipakai beberapa kali dalam surat Paulus. Contoh: dalam I Korintus 1:30 adalah lebih kepada menguduskan yang merupakan suatu tindakan. Dan I Korintus 1:29 “di hadapan Allah”, yang menekankan sifat daripada yang menguduskan adalah kudus.
Pengudusan adalah sesuatu yang telah terjadi, namun masih perlu dinyatakan dalam hidup orang percaya, yang secara praktik tampak dalam I Tesalonika 4:3. Hagiasmos sendiri bertentangan dengan kecemaran.
Bagian yang dipahami oleh Guthrie adalah pengudusan ini merupakan nagian yang sudah terjadi (Rm. 6:19) dan juga pandangan kedua yang memandang bahwa ini adalah proses yang terus-menerus.
Pengudusan sendiri tidak dapat dilepaskan dari pekerjaan Roh (Roma 15:16; I Tesalonika 4:7-8) II Tesalonika 2:13. Roh membantu seseorang untuk memenuhi tuntutan-tuntutan moral dan praktik yang ada.
Pengudusan di sini dikaitkan dengan panggilan kekudusan (2 Tim. 1:9) yang mana pengudusan adalah satu syarat seseorang untuk dapat mencapai puncak untuk tampil tak bercacat di hadapan Allah, sehingga pengudusan memiliki acuan masa kini, dan masa depan. 
Bagian-bagian lain dari perjanjian baru

Dalam surat ibrani menuliskan bahwa teladan kesempurnaan adalah kristus sendiri. Yang disebut mencapai sempurna lewat penderitaan(ibr 2:10) kesempurnaan ditegakkan sebagai tujuan para pengikut kristus. Ketidakmampuan taurat untuk menyempurnakan menurut hatu nurani (ibr 9:9). Ibrani 10:14 menunjukkan bahwa kesempurnaan bukanlah hasil usaha manusia. Seperti yang dikatakan tadi bahwa kekudusan adalah proses, dalam ibrani 12:14 dikatakan ada tertulis berusahalah…kejarlah…kekudusan. Surat ibrani menggunakan istilah katartizein yang artinya disempurnakan.
Surat yakobus menyampaikan tentang nasihat moral contoh: jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik,tetapi ia melakukannya ia berdosa (yak 4:17).  Orang Kristen harus diperbaharui sikapnya(yak 2:15-16).
Surat 1 petrus didalam surat ini ada keterkaitan antara roh dan pengudusan ( 1 ptr 1:2). Pola yang diberikan surat ini adalah kita harus menjadi kudus sama seperti Dia yang kudus (iptr 1:15), pola lain yang diberikan adalah berkaitan dengan penderitaan kristus (1 ptr 2:21). Dalam surat ini ada hubungan langsung antara kewajiban etis dan karya Kristus . contoh kewajiba etisnya yaitu adanya sikap kasih,kelemahlembutan,dan kerendahan hati terutama kepada orang lain (1 petrus 3:8).
Surat II petrus juga berisi tentang sifat kebajikan kepada pribadi maupun social II petrus 5:11. Dalam pasal 3 berisi tentang upaya untuk hidup suci (ayat 11) dimana adanya upaya untuk hidup tak bercela dan tak bernoda( ayat 14) dan mereka harus bertumbuh akan pengenalan akan Tuhan dan juruselamat kita Yesus Kristus (ayat 18)
Surat yudas:  yudas berisi tentang doa bahwa orang percaya dijaga supaya tidak tersandung dan dapat tampil dihadapan Allah dengan tak bernoda Dalam.
kitab wahyu lebih menekankan perbuatan-perbuatan dan tindakan-tindakn moral untuk menuju kemenangan seperti ketekunan (Why 2:2,19), kasih (Why 2:19),kesetiaan (Why 3:8), dan teladan Kristus sebagai pola(Why 3:21).


Komentar

  1. Gambling with Real Money - Casinos in the Philippines
    Gambling 토토 배당 online in the Philippines is legal in the Philippines. Read 바카라 검증사이트 the 강원 랜드 떡 full review about gambling and 실시간 바카라 사이트 live casino gaming. 토토 꽁 머니 사이트

    BalasHapus
  2. Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31( juga di Matius 22 : 37 - 39 dan Lukas 10 : 27 ), sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :

    Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "

    [ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha ]

    Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "

    [ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha " ]

    Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.

    Diucapkan juga kalimat berkat seperti ini setelah diucapkannya Shema

    " . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
    ( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )
    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜✍🏼🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat-Sifat Alkitab dan Aplikasi Bagi orang Percaya

Sifat-Sifat Alkitab dan Aplikasi Bagi orang Percaya BAB I PENDAHULUAN             Suatu Pertanyaan yang membuat para teolog pada abad ke empat sehingga membuat pengakuan dalam konsili ialah Adakah Kitab Suci telah jatuh dari sorga dengan bentuk yang sudah lengkap? atau bagaimanakah Kitab Suci telah tersusun sedemikian rupa hingga dapat dipercaya? Dalam 2Tim 3:16 memberikan sumbangsih atas pertanyaan tersebut bahwa dengan tegas Kitab Suci tidak jatuh dari sorga. Tapi Kitab Suci itu diilhamkan oleh Allah sendiri.  Pada konsili di Karthago tahun 397, konsili yang pertama, dinyatakan bahwa “kecuali kitab-kitab yang kanonik, di dalam gereja tidak boleh ada lain yang dibaca dengan menganggapnya kitab dari Tuhan”. Jadi, di Karthago kanon tidak ditetapkan, melainkan diakui bahwa kanon sudah ada. Dan setelah itu terdapat penambahan kitab-kitab dan surat-surat dari Rasul yang dianggap berwibawa. Pada adab ke-empat tahun 367, uskup...

Hidup Baru dalam Kristus

Hidup baru dalam K ristus PENDAHULUAN Sebelum membahas tentang apa yang dikatakan Perjanjian Baru tentang Hidup Baru, pertama-tama ada dua gagasan yang dimunculkan sebagai formula yang digunakan untuk melihat perspektif tiap tulisan-tulisan yang ada dalam Perjanjian Baru mengenai ‘hidup baru’. Gagasan yang dipakai Yohanes dan Paulus dalam tulisannnya adalah tentang “berada dalam Kristus”, dan juga gagasan lain yang dimunculkan adalah “tinggal dalam Kristus”, yang berarti penegasannya adalah “bersama atau menjadi satu dengan Kristus.” [1] Gagasan-gagasan ini akan dibahas secara lebih luas dalam tulisan-tulisan Perjanjian Baru (ada yang secara ‘tersirat’ maupun ‘tersurat’) yang terdapat gagasan-gagasan ini. Dari gagasan-gagasan inilah yang menjadi dasar untuk mengkaitkan bagian-bagian dari tulisan-tulisan Perjanjian Baru mengenai tema Hidup Baru dalam Kristus. KITAB-KITAB INJIL SINOPTIK Dalam injil sinoptik pertama-tama kita harus memusatkan perhatian kepada hak...

Studi Teologis mengenai INTERMEDIATE STATE...

1 DI MANAKAH ORANG-ORANG YANG TELAH MENINGGAL DUNIA BERADA?: SEBUAH STUDI MENGENAI INTERMEDIATE STATE BENNY SOLIHIN PENDAHULUAN Perjanjian Baru mengajarkan bahwa orang-orang yang telah mati akan dibangkitkan pada waktu kedatangan Kristus kedua kali. Pertanyaan yang segera muncul atas pengajaran Alkitab ini adalah, “Di manakah mereka selama kurun waktu antara kematian mereka dan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali?” Dengan perkataan lain, “Di manakah jiwa mereka menunggu selama waktu itu?” Wajar bila kita berpikir bahwa mereka ada di suatu tempat di dalam periode antara kematian dan kebangkitan mereka. Masa atau keadaan itu disebut dengan istilah “intermediate state.” Istilah ini diciptakan oleh para teolog untuk menjelaskan dengan tepat ruang dan waktu yang bersifat sebagai antara dan sementara. Kata sifat “intermediate” mengacu pada suatu kurun waktu tertentu sedangkan kata benda “state” berarti suatu kondisi manusia di bawah keadaan tertentu. Jadi, konsepsi ini secara ke...