Langsung ke konten utama

SALIB DAN PENYEMBUHAN TUBUH

SALIB DAN PENYEMBUHAN TUBUH
Para penganut Pentakosta percaya bahwa berita salib bukan hanya kabar baik bagi jiwa tetapi juga bagi. Sebab penganut pentakosta menekankan bahwa salah satu keuntungan dari salib ialah penyembuhan tubuh.
a.Pandangan Alkitab tentang penyakit
Dalam PL , penyakit selalu menyatakan mengenai “kelemahan” atau “kekurangan vitalitas”. Seseorang yang menjadi sakit dapat dikatakan sedang dalam kondisi lemah yang bisa berakibat kematian. Penyakit dapat dilihat dalam dua hal, yaitu: penyakit secara jasmani, dan penyakit secara rohani. Yesus mengajar bahwa dosa mengakibatkan penyakit spiritual (Mrk. 2:17; Luk. 5:31, 32). Pembebasan dari penyakit spiritual menuntut pertobatan( ini dapat diuraikan sebagai penyembuhan). Tubuh manusia rentan terhadap penyakit dan kematian dan ini adalah konsekuensi kejatuhan Adam(Kej. 3:3; Rm.5:12). Penyakit seseorang tidak berkaitan dengan dosa pribadi, melainkan Penyakit yang manusia alami merupakan peringatan akan konsekuensi fisik kejatuhan Manusia dalam Taman Eden. Alkitab juga membicarakan antara penyakit dan iblis ( Ayb. 2:6; Luk. 13:16; Kis. 10:38). Perlu diketahui bahwa, kurangnya kesehatan tidak harus menjadi petunjuk adanya ketidakbenaran dan sebaliknya, sehat dari penyakit bukan berarti ukuran seseorang memiliki kebenaran.
Allah mengizinkan dosa itu berlanjut, dan Dia juga mengizinkan penyakit itu berlanjut. Ada  tiga alasan mengapa penyakit boleh berlanjut:
1.      Sebagai Penghukuman Dosa. Dalam beberapa hal penyakit merupakan penghukuman ilahi untuk membawa pada pertobatan dan mendekati manusia kepada Allah (Bil. 21:4-9; Ul. 28:27,28; 2Taw. 26:19,20).
2.      Untuk penyataan Kemuliaan Allah. Dalam Yohanes 9:1-3, Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir untuk kemuliaan Allah.
3.      Sebagai Ujian.  Melalui penderitaannya, Ayub mengakui kebangaannya dan ia bertobat dengan duduk dalam debu dan abu (Ayb. 40:4; 42:6).
b.Hubungan Salib dan Penyembuhan
Penganut pentakosta mengajarkan bahwa penyembuhan fisik merupakan keuntungan dari kematianNya yang memperdamaikan. Penulis Kitab Matius melihat adanya hubungan serupa antara salib dan penyembuhan. Ia mengutip kitab Yesaya 53:4 untuk pelayanan penyembuhan Yesus, “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita” (Mat. 8:17).  Matius menempatkan Yesaya 53:4 dalam konteks penyembuhan inu mertua Petrus. Fakta dalam Kristus :memikul kelemahan kita (atheneias-penyakit) dan menanggung penyakit (nosous- penyakit) kita, hal ini mengajarkan bahwa terdapat penyembuhan dalam karya penebusan. Penyembuhan tidak bisa dipisahkan dari kematian Kristus. Dalam  1 Petrus 2:24 Penyembuhan dan Salib saling terhubung. Dikatakan “...memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib”, hal ini dilakukan untuk pembebasan Spiritual kita, dan kalimat berikutya “... Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh”, dan dilanjutkan lagi bahwa Penyembuhan sangat berhubungan dengan kematian Kristus. Dalam Injil dan Kisah Para Rasul ,kata sembuh (ianomai) berarti penyembuhan fisik, tetapi juga dipakai untuk penyembuhan spiritual (Mat. 13:15). Para penganut pentakosta menekankan pada penyembuhan ilahi dalam penebusan sesuai dengan Teologia gereja mula-mula yang menggabungkan aspek spiritual pada keselamatan dengan penyembuhan Fisik.
c.Hubungan Keselamatan dan Penyembuhan
Keempat Injil menceritakan pelayanan Yesus sebagai pengajaran, pemberitaan dan penyembuhan orang Sakit. Urutan prioritas pelayanan Yesus adalah ,pertama, keselamatan dari Dosa dan kedua, penyembuhan tubuh (Matius 4:23). Terdapat perbedaan antara keselamatan dari dosa dan penyembuhan fisik. Ketika Dia menyembuhkan orang lumpuh, Yesus sendiri membedakan antara pengampunan dosa dan penyembuhan fisik; Dia bertanya ,manakah yang lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: dosamu sudah diampuni, atau mengatakan; bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?”(Mrk. 2:9). Yesus melihat pengampunan dosa lebih penting, tetapi penyembuhan fisik adalah sebuah demonstrasi yang kelihatan dari kuasan-Nya untuk mengampuni dosa (ay.10,11). Dalam Yakobus 5:13-15, Yakobus memerintahkan agar orang sakit itu memanggil para penatua jemaat- untuk mendoakannya, mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Lalu ia melanjutkan “Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia, dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni”. Dalam ayat 15, terdapat dua istilah menyelamatkan (sosei) dan membangunkan (egerei) yang merujuk pada penyembuhan fisik dan artinya adalah bahwa orang yang sakit akan diselamatkan secara keseluruhan dan dibangunkan dari tempat tidur.

d.Maksud Allah terhadap Penyembuhan orang sakit
Berdasarkan Alkitab , terdapat tiga maksud penyembuhan dan mukjizat,yaitu:
1.Penegasan Injil
Pelayanan Penyembuhan merupakan bagian penting pekabaran injil. Pelayanan ini berdasarkan perintah Yesus kepada murid-Nya untuk meberitakan injil,menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan (Mat.10:1,7,8; Mrk. 6:7-12; Luk. 9:1-6). Mukjizat-mukjizat penyembuhan ditegaskan dalam wujud yang kelihatan akan kuasa injil untuk menyelamatkan dari dosa dan kematian.dengan pelayanan Yesus ,perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan para muridNya mempertegas pesan yang mereka beritakan. Dalam Kisah para Rasul, kehadiran Allah menyertai pelayanan mereka dan mempertegas misi serta pemberitaan mereka (Kis. 2:2-4; 4:16,22,31-32; 6:8; 8:6-8). Dalam berbagai peristiwa ,orang-orang bertobat setelah mereka menyaksikan penyembuhan ilahi. Contoh, ketika petrus memberitakan Injil ,banyak yang menjadi percaya (kis. 4:4), para rasul banyak melakukan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat , dan banyak laki-laki dan perempuan ditambahkan kepada Tuhan (Kis. 5:12-16). Jadi, penyembuhan supernatural adalah bagian dari pelayanan injil. Jika orang dibebaskan Allah, penyembuhan mereka menegaskan kebenaran Injil, bahwa itulah kausa keselamatan Allah.
2.Tanda Penebusan Tubuh kita pada Masa Mendatang
Puncak pembebasan kita selaku orang percaya dalam Kristus terjadi pada kehidupan mendatang. Pembebasan ilahi manusia dari penyakit dan kesakitan memberikan pandangan sekilas tentang seperti apakah kehidupan kekal bagi orang-orang yang ditebus.jika kebangkitan tubuh terjadi, segala penyakit dan kematian akan dihapuskan, sebab kita akan mengenakan tubuh kemuliaan yang tidak akan pernah rusak (Rm. 8:18-23;1 Kor. 15:35-55). Pada saat ini, Allah masih menyembuhkan orang sakit, dan berkat ini adalah sebagai tanda dan pengingat akan kehidupan orang percaya di masa depan.sebab, apabila Kristus datang kembali, penderitaan, penyakit, keluhan dan kematian akan berhenti selamanya terhadap orang-orang yang telah ditebus.


3.Penyingkapan Kesabaran Allah
Penyembuhan yang terjadi bertujuan untuk menyatakan Kasih Kristus dan simpati-Nya terhadap manusia yang menderita, sakit dan kesusahan. Kesabaran-Nya menggerakkan Kristus untuk melayani kebutuhan-kebutuhan fisik mereka ‘’...tergeraklah hati Yesus oleh beals kasihan” ( Mat.9:36; 14:14; lih. Mat.20:34; Mrk. 1:41; 5:19).dalam Pelayanan Yesus Ia selalu menekankan bahwa setiap orang berharga dan menjadi sasaran kasih  dan kesabaran Allah. Kesabaran dalam pelayanan dan penyembuhan Yesus menjadi alasan bagi orang-orang Kristen mula-mula untuk menekankan penyembuhan orang sakit. Walaupun Kristus ada di sorga, tetap dia tidak menarik kesabaranNya, sebab Dia adalah Anak Allah yang kekal. Para penganut Pentakosta menekankan “Yesus Kristus tetap sama baik kemarin mapun hari ini, dan sampai selama-lamanya” (Ibr. 13:8). Sebab ketika Ia berinkarnasi, Ia melakukan banyak tanda dan mukjizat, dan begitu juga pun di zaman ini. Sebab Ia adalah Tuhan yang sama.
e.Hubungan Iman dan Penyembuhan
Dalam Teks Markus 6:5, Yesus tidak mengadakan mukjizat apapun di Nazaret”... kecuali menyembuhkan orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka”. Hal ini disebabkan kurangnya iman (ay.6). Matius 13:58 juga berkata “... dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyka mukjizat diadakan-Nya disana”, hanya beberapa orang di Nazaret yang disembuhkan, bukan karena Yesus kekurangan kuasa penyembuhan melainkan mereka tidak mempunyai iman dalam Allah.dimana iman dalam Allah hadir, lingkungan spiritual siap untuk penyembuhan ilahi.  Dalam kasus murid-murida yang tidak dapat membebaskan anak yang dirasuk setan (Mat. 17:14-21; Mrk. 9:14-29), Yesus berkata kepada murid-muridNya “hai kamu angkatan yang tidak percaya dan sesat”, Yesus menujukkan ketidakpercayaan mereka, artinya kuasa Iman itu sangat perlu dalam penyembuhan.dalam situasi yang berat, iman memungkinkan penyembuhan ilahi terjadi (Mrk.9:23). Seperti halnya Petrus, setelah pencurahan Roh Kudus pada hari pentakosta (Kis 3:1-11), Dengan iman dalam Allah yang tidak goyah, petrus mengucapkan kata-kata oleh pengilhaman Roh Kudus, dan segera orang itu sembuh(ay.6-8). Dan petrus menjelaskan mukjizat tersebut ,”karena kepercayaan dalam nama Yesus, maka nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini, dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua”(ay.16). tidak ada kuasa atau kebaikan apapun pada manusia yang dapat membuat seorang berjalan, tetapi iman dalam Allah yang terjadi oleh kepercayaan dalam Kristus yang membuat orang itu sembuh.[1]



[1] French L. Arrington, Doktrin Kristen Perspektif Pentakosta (Yogyakarta : ANDI Offset, 2015),hlm. 356-367

Komentar

  1. Playtech launches new casino studio in Indonesia - JTG Hub
    Playtech has 나주 출장샵 today launched a new business 의정부 출장샵 in 의정부 출장마사지 Indonesia, 경주 출장샵 which is 의정부 출장샵 a combination of mobile and web gaming gaming powered by Microgaming software.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat-Sifat Alkitab dan Aplikasi Bagi orang Percaya

Sifat-Sifat Alkitab dan Aplikasi Bagi orang Percaya BAB I PENDAHULUAN             Suatu Pertanyaan yang membuat para teolog pada abad ke empat sehingga membuat pengakuan dalam konsili ialah Adakah Kitab Suci telah jatuh dari sorga dengan bentuk yang sudah lengkap? atau bagaimanakah Kitab Suci telah tersusun sedemikian rupa hingga dapat dipercaya? Dalam 2Tim 3:16 memberikan sumbangsih atas pertanyaan tersebut bahwa dengan tegas Kitab Suci tidak jatuh dari sorga. Tapi Kitab Suci itu diilhamkan oleh Allah sendiri.  Pada konsili di Karthago tahun 397, konsili yang pertama, dinyatakan bahwa “kecuali kitab-kitab yang kanonik, di dalam gereja tidak boleh ada lain yang dibaca dengan menganggapnya kitab dari Tuhan”. Jadi, di Karthago kanon tidak ditetapkan, melainkan diakui bahwa kanon sudah ada. Dan setelah itu terdapat penambahan kitab-kitab dan surat-surat dari Rasul yang dianggap berwibawa. Pada adab ke-empat tahun 367, uskup...

Hidup Baru dalam Kristus

Hidup baru dalam K ristus PENDAHULUAN Sebelum membahas tentang apa yang dikatakan Perjanjian Baru tentang Hidup Baru, pertama-tama ada dua gagasan yang dimunculkan sebagai formula yang digunakan untuk melihat perspektif tiap tulisan-tulisan yang ada dalam Perjanjian Baru mengenai ‘hidup baru’. Gagasan yang dipakai Yohanes dan Paulus dalam tulisannnya adalah tentang “berada dalam Kristus”, dan juga gagasan lain yang dimunculkan adalah “tinggal dalam Kristus”, yang berarti penegasannya adalah “bersama atau menjadi satu dengan Kristus.” [1] Gagasan-gagasan ini akan dibahas secara lebih luas dalam tulisan-tulisan Perjanjian Baru (ada yang secara ‘tersirat’ maupun ‘tersurat’) yang terdapat gagasan-gagasan ini. Dari gagasan-gagasan inilah yang menjadi dasar untuk mengkaitkan bagian-bagian dari tulisan-tulisan Perjanjian Baru mengenai tema Hidup Baru dalam Kristus. KITAB-KITAB INJIL SINOPTIK Dalam injil sinoptik pertama-tama kita harus memusatkan perhatian kepada hak...

Studi Teologis mengenai INTERMEDIATE STATE...

1 DI MANAKAH ORANG-ORANG YANG TELAH MENINGGAL DUNIA BERADA?: SEBUAH STUDI MENGENAI INTERMEDIATE STATE BENNY SOLIHIN PENDAHULUAN Perjanjian Baru mengajarkan bahwa orang-orang yang telah mati akan dibangkitkan pada waktu kedatangan Kristus kedua kali. Pertanyaan yang segera muncul atas pengajaran Alkitab ini adalah, “Di manakah mereka selama kurun waktu antara kematian mereka dan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali?” Dengan perkataan lain, “Di manakah jiwa mereka menunggu selama waktu itu?” Wajar bila kita berpikir bahwa mereka ada di suatu tempat di dalam periode antara kematian dan kebangkitan mereka. Masa atau keadaan itu disebut dengan istilah “intermediate state.” Istilah ini diciptakan oleh para teolog untuk menjelaskan dengan tepat ruang dan waktu yang bersifat sebagai antara dan sementara. Kata sifat “intermediate” mengacu pada suatu kurun waktu tertentu sedangkan kata benda “state” berarti suatu kondisi manusia di bawah keadaan tertentu. Jadi, konsepsi ini secara ke...